Kultum Tentang Remaja ( Nasihat Untuk Remaja Muslim )
Kami
persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para
pemuda dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata
hati mereka sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya,
apa kewajiban yang harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar
mereka merasa bahwa masa muda ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan
perkara yang bisa melalaikan mereka dari mengingat Allah subhanahu
wata’ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak terus-menerus
bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan negeri
akhirat yang kekal abadi.
Wahai para pemuda muslim, tidakkah
kalian menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kalian
menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata’ala yang luasnya seluas
langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata’ala itu
diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu
disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup
di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya
kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada
kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu
wata’ala berfirman:
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali ‘Imran: 185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai
para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wata’ala telah
menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita
kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah
tujuan mulia. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah
kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus
dijalankan oleh setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut
untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan beribadah semata-mata
hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu wata’ala.
Jangan beribadah karena terpaksa, atau karena gengsi terhadap
orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar
dikatakan bahwa kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah
orang-orang shalih atau bentuk pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai
para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah
nanti saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk
foya-foya. Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak
kita untuk menjadi teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah
kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata’ala,
berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah
sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
“Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Dan
tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)
Wahai
para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah subhanahu wata’ala.
Mungkin hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang
sedang tertawa, berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan
berbagai bentuk maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, tetapi keesokan
harinya kalian sudah berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang
menangis menyaksikan jasad-jasad kalian dimasukkan ke liang lahad
(kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya
kita, apabila kita belum sempat beramal shalih. Padahal, pada saat itu
amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping kita ketika
menghadap Allah subhanahu wata’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya,
hartanya, dan amalannya. Dua dari tiga hal tersebut akan kembali dan
tinggal satu saja (yang mengiringinya), keluarga dan hartanya akan
kembali, dan tinggal amalannya (yang akan mengiringinya).” (Muttafaqun
‘Alaihi)
Wahai para pemuda, takutlah kalian kepada adzab Allah
subhanahu wata’ala. Sudah siapkah kalian dengan timbangan amal yang
pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah cukupkah amal yang kalian lakukan
selama ini untuk menambah berat timbangan amal kebaikan.
Betapa
sengsaranya kita, ketika ternyata bobot timbangan kebaikan kita lebih
ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah
subhanahu wata’ala:
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan
adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat
kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah
itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Al Qari’ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai
para pemuda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat
dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali
akan dihisab nanti pada hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
“Sesungguhnya
amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat
adalah shalat.” (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan
Ahmad. Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki,
hendaknya dengan berjama’ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan mengingat
Allah subhanahu wata’ala. Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia
akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.
Banyaklah
bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala. Betapa banyak dosa dan
kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan
bertaubat, Allah subhanahu wata’ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan
memberi pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Wahai para pemuda, banyak-banyaklah beramal shalih,
pasti Allah subhanahu wata’ala akan memberi kalian kehidupan yang
bahagia, dunia dan akhirat. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Barangsiapa
yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik.” (An Nahl: 97)
Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?
Pertanyaan
inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu wata’ala
pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
“Tidak
akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan
Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa
dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia
dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal
terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang
cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa
muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan
Allah subhanahu wata’ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan
perbuatan maksiat yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian
masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan lupa
kepada Allah subhanahu wata’ala, maka jawaban apa yang bisa kalian
ucapkan di hadapan Allah subhanahu wata’ala Sang Penguasa Hari
Pembalasan? Tidakkah kalian takut akan ancaman Allah subhanahu wata’ala
terhadap orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah
subhanahu wata’ala telah mengancam pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
“Barangsiapa
yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong
baginya selain dari Allah.” (An Nisa’: 123)
Bukanlah masa tua yang
akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu,
pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah
selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan dipertanggungjawabkan
kelak di hadapan Allah subhanahu wata’ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa
yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)?
Tidak lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah subhanahu
wata’ala. Mereka melanggar larangan Allah subhanahu wata’ala karena
mendekati sebuah pohon di Al Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis
yang mengajak mereka untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Wahai
para pemuda, senantiasa iblis, setan, dan bala tentaranya berupaya
untuk mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada
Allah subhanahu wata’ala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk
menjadi temannya di neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala
jelaskan dalam firman-Nya (yang artinya):
“Sesungguhnya setan itu
adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya
setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni
neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan
dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti akan dicatat dan
diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wata’ala. Pasti engkau akan
melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah
subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Az Zalzalah:
Setan
juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah
belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama
teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata’ala, itu
merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di antara kalian.
Sekali-kali tidak, justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai
menjadi musuh yang paling engkau benci. Allah subhanahu wata’ala
berfirman:
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu karena (meminum) khamr dan
berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu).” (Al Maidah: 91)
Demikianlah
setan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai
sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu
Wahai
para pemuda, setelah kalian mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup
di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala
semata, maka sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata’ala hanya
menerima amalan ibadah yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib
atas kalian untuk belajar dan menuntut ilmu agama, mengenal Allah
subhanahu wata’ala, mengenal Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, dan
mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang halal dan mana yang haram,
mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), serta mana yang
sunnah dan mana yang bid’ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan
terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala, sehingga
ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah subhanahu
wata’ala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata
amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala, karena
amalannya tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh
karena itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga
menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di
majelis-majelis ilmu, mendengarkan Al Qur’an dan hadits serta nasehat
dan penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal
yang kurang bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang
mendatangkan murka Allah subhanahu wata’ala.
Ketahuilah, menuntut
ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka barangsiapa yang
meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa pasti akan
menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
“Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no.224)
Akhir Kata
Semoga
nasehat yang sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada
kita semua. Sesungguhnya nasehat itu merupakan perkara yang sangat
penting dalam agama ini, bahkan saling memberikan nasehat merupakan
salah satu sifat orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana
yang Allah subhanahu wata’ala firmankan dalam surat Al ‘Ashr:
“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat-
menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi
kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)
Wallahu ta‘ala a’lam bishshowab.
Kultum yang bertema ahlaq terpuji
KEUTAMAAN ORANG JUJUR
Ciri
utama seorang muslim adalah jujur. Bukanlah dikatakan muslim sejati
jika seorang masih berbohong dan menipu. Rasulullah saw dalam
kehidupannya sehari – hari dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya.
Karena itu jujur merupakan akhlak yang sangat baik dan indah menurut
pandangan Allah.
Sesungguhnya jika kita hidup di dunia ini
memelihara kejujuran, maka kedamaian akan dapat dirasakan oleh umat
manusia. Orang – orang yang selalu bersikap jujur dalam setiap tindakan
dan ucapan, maka ia termasuk golongan yang beruntung. Artinya, ia
beruntung di dunia dan beruntung di akhirat.
Kita semua tentu
sangat setuju bahwa jujur merupakan budi pekerti yang mulia. Kejujuran
dapat membimbing manusia menuju kebaikan. Apabila seseorang telah jujur
dan mampu menempatkan suatu kebaikan, maka ia terbimbing menuju ke
surgabukankah Rasulullah swa telah bersabda: “Sesungguhnya kejujuran
membimbing kea rah kebaikan. Dan kebaikan itu membimbingnya ke surge.
Sesorang yang jujur, maka hingga di sisi Allah ia akan menjadi orang
yang jujur dan benar. Sedangkan sifat dusta membimbing orang pada
kejahatan. Lalu kejahatan itu menyeret ke neraka. Sesorang yang biasa
berdusta, maka hingga di sisi Allah kelak tetap menjadi pendusta”. (HR
Bukhari Muslim)
Orang yang suka berterus terang dan jujur dalam
segala hal kehidupan ini, maka ia termasuk memiliki sifat kenabian.
Sebab tentu saja orang – orang yang jujur ini suka sekali dengan
kebenaran. Karena sukanya. Maka ia selalu memelihara akhlaknya diri dari
dusta. Karena itu ia cenderung untuk melakukan kebaikan dan menegakkan
kebenaran agama.
Allah berfirman : Dan sebutkanlah dalam Al Kitab
tentang Ibrahim, bahwa ia adalah seseorang yang benar dan jujur, lagi
pula seorang nabi. (Q. S. Maryam ayat 41).
Kejujuran itu dekat
dengan kebenaran. Kebenaran adalah sesuatu yang disenangi Allah. Jika
Allah senang, maka pastilah dia akan mengasihi. Dan hambaNya yang jujur,
maka kelak di hari kiamat akan disediakan tempat yang menyenangkan
yaitu surga.
PENUTUP KULTUM
Demikianlah kultum yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat bagi hadirin semua, jika ada kekuragan saya mohon maaf.
Pilih kalimat penutupnya
Taqabbalallaahu minna waminkum taqabbal yaa kariimu, wassalaamu' alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Artinya: "Semoga Allah menerima (apa-apa) yang datangnya dari kami dan
dari kalian semua. Engkaulah yang menerima wahai dzat yang Maha Mulia.
Dan semoga keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan tetap tercurahkan
kepada kita semua"
Ihdinash shiraathal mustaqiim, akhiirul kalaami wassalaamu' alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.
Artinya: "Semoga memberikan petunjuk kepada kami jalan yang lurus
(yakni agama islam). Sampai disini pembicaraan kami. Dan semoga
keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan tetap tercurahkan kepada kita
semua."
Wal'afwu minkum wassalaamu' alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.
Artinya: "Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada kalian semua. Dan
semoga keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan tetap tercurahkan
kepada kita semua"
Kultum Tentang Remaja ( Nasihat Untuk Remaja Muslim )
Kultum yang bertema ahlaq terpuji
KEUTAMAAN ORANG JUJUR
PENUTUP KULTUM
- Taqabbalallaahu minna waminkum taqabbal yaa kariimu, wassalaamu' alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
- Artinya: "Semoga Allah menerima (apa-apa) yang datangnya dari kami
dan dari kalian semua. Engkaulah yang menerima wahai dzat yang Maha
Mulia. Dan semoga keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan tetap
tercurahkan kepada kita semua"
- Ihdinash shiraathal mustaqiim, akhiirul kalaami wassalaamu' alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.
- Artinya: "Semoga memberikan petunjuk kepada kami jalan yang lurus
(yakni agama islam). Sampai disini pembicaraan kami. Dan semoga
keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan tetap tercurahkan kepada kita
semua."
- Wal'afwu minkum wassalaamu' alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.
- Artinya: "Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada kalian semua. Dan
semoga keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan tetap tercurahkan
kepada kita semua"